Suatu ketika beberapa negara maju terlihat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Mulailah wakil beberapa negara itu mengirim teknokrat dan perdana menterinya. Sampailah mereka pada pembahasan perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN), yang seharusnya amat menguntungkan itu.
Ketika pembahasan sampai kepada Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), tampillah pegawai IPTN untuk presentasi.
"Suatu kehormatan bagi kami bisa presentasi di hadapan Bapak-Bapak," ungkapnya pada pidato pembukaan.
"To the point saja, apa yang saudara banggakan dari IPTN?" potong perdana menteri Mahathir dari Malaysia.
"Oke, ternyata kami sudah tidak lagi memproduksi pesawat, bapak Mahathir. Namun, kami sekarang memproduksi roket," jelas pegawai IPTN dengan bangga sambil memperlihatkan prototype yang masih "anget".
"Terus, apa keunggulan roket IPTN ini?" tanya Tony Blair dari Inggris.
"Kalau Amerika mampu mendaratkan manusia pertama di bulan, maka roket kami jauh lebih bagus daripada punya mereka. Roket kami akan bisa mengantarkan manusia ke matahari," cetus pegawai IPTN dengan angkuh. Para hadirin pun seketika takjub.
"Eh, eh.. Sebentar mas. Roket Anda itu apa nggak kebakar kalau mendarat di matahari. Di sana itu panas bener lho, mas," kata Tony Blair bertanya-tanya.
Dengan santai dan sedikit membusungkan dada, pegawai IPTN tersebut menjawab, "Jangan khawatir, Pak Tony. Saya dan tim sudah memperhitungkan dengan cermat, sehingga roket akan sampai di sana pada malam hari. Jadi, tidak akan ada yang terbakar."
No comments:
Post a Comment